Apa Sih Emotional Perfectionism?

Emotional Perfectionism

Pengen banget nangis karena sejujurnya sedih dapat masalah ini, tapi takut dikira cengeng dan lemah sama keluarga.

Apakah kamu pernah menahan untuk menunjukkan perasaan kamu yang sebenarnya? Kamu merasa perasaan yang sedang kamu rasakan tidak bisa diterima oleh lingkungan dan takut dicap buruk? Bisa jadi kamu mengalami emotional perfectionism.

Emotional perfectionism merupakan keadaan dimana kamu menahan diri untuk tidak memiliki atau mengeluarkan jenis emosi tertentu terhadap suatu hal. Keadaan ini terjadi karena adanya “standar” yang ingin kamu penuhi dan diterima sebagai manusia didalam lingkungan sosial.

Baca Juga : Nggak Cuma Pola Makan, Mental Health Juga Harus Dijaga

Menurut Your Couch, terdapat perkataan yang biasanya sering diucapkan oleh seorang emotional perfectionism, seperti;

  • “Saya seharusnya tidak perlu marah terhadap hal tersebut”
  • “Hal ini tidak boleh membuat saya merasa terganggu”
  • “Seharusnya saya melupakan hal tersebut”
  • “Saya tidak boleh merasa sedih karena orang lain akan berpikir saya tidak baik-baik saja”

Emotional perfectionism ini tentu harus dihindari. Hal ini dapat menyebabkan kamu menjadi tidak bisa menerima dan mengenali keadaan dirimu sendiri, yang pada akhirnya dapat membuat kamu menjadi pribadi yang sulit mengambil keputusan dan sulit mengekspresikan emosi yang kamu rasakan. Ini tidak baik karena dapat mengganggu kestabilan emosionalmu.

Berikut beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk dapat mengatasi emotional perfectionism;

unsplash.com
1. Tidak Ada Emosi Baik Atau Buruk

Satu hal yang perlu kamu tahu sebagai seorang emotional perfectionism adalah menyadari bahwa tidak ada emosi baik ataupun buruk. Emosi yang kita rasakan entah itu bahagia, sedih, terharu, mengecewakan merupakan emosi yang wajar kita rasakan. Terpenting yaitu kemampuan untuk menghadapi seluruh jenis emosi ini. Setiap orang tentu tidak selalu sempurna. Merasakan berbagai jenis emosi merupakan dinamika yang wajar untuk setiap individu.

2. Lakukan Komunikasi Intrapersonal

Seorang emotional perfectionism perlu melakukan komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri. Hal ini dilakukan agar kamu dapat melakukan evaluasi untuk mengenali dirimu sendiri. Contohnya, coba tanyakan “mengapa saya merasa sedih hari ini?”, “kenapa saya marah dengan dia?” ke dirimu sendiri.

unsplash.com
3. Terbuka Akan Emosimu

Mungkin ini sangat sulit dilakukan, karena kamu tidak ingin dicap jelek oleh lingkunganmu. Namun, cobalah untuk terbuka dan mengkomunikasikan emosi yang kamu rasakan pada orang lain. Kamu bisa mencoba terbuka dengan orang yang dirasa tepat dan dapat mendukungmu untuk sharing your emotion. Kamu bisa mengatakan padanya bahwa “saya sedang sedih, dan saya butuh teman curhat” atau “saya sedang marah, saya butuh waktu sendiri seharian ini untuk menenangkan diri”.

4. Melepas Kontrol

Kebanyakan seseorang yang mengalami emotional perfectionism adalah ia yang selalu memegang kendali terhadap segala situasi dan emosi. Nyatanya, kita tidak bisa mengontrol situasi dan kondisi agar kita tetap merasa baik-baik saja. Cobalah untuk menerima keadaan sebagaimana adanya. Suatu hal buruk atau kegagalan merupakan hal yang pasti bisa dialami semua orang. Ketika situasi tidak bisa kamu kendalikan, maka yang bisa kamu kendalikan adalah reaksi dan pikiranmu terhadap apa yang sedang kamu rasakan dan alami.

unsplash.com
5. Mencari Bantuan

Tidak selamanya yang datang ke psikolog adalah orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Bagi kamu yang bahkan bingung dengan dirimu dan keadaanmu sendiri, tidak ada salahnya mencari pertolongan ke psikolog. Tenaga professional ini tentu dapat mencari cara terbaik untuk mengatasi emotional perfectionism yang kamu alami

Informasi seputar lowongan kerja terbaru, tips pengembangan diri, dan psikotes online gratis kunjungi EKRUTES.ID disini ya!

Hi, I’m Ekrutes Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *